Recent Posts

Tuesday, September 15, 2009

Balas Budi Burung Bangau

Pada zaman dahulu kala, hiduplah sepasang kakek dan nenek yang miskin. Di suatu hari yang dingin dan bersalju, sang kakek pergi ke kota untuk menjual kayu bakar. Pada perjalanan pulang ke rumah, dia melihat seekor burung bangau yang kakinya terkena perangkap. "Aduh, kasian sekali! Saya bantu lepaskan ya. Lain kali kamu harus hati-hati.. " kata Kakek itu dengan penuh simpati, ia segera membebaskan burung bangau itu dari perangkapnya.

Beberapa hari kemudian, di malam yang bersalju, terdengarlah suara ketukan pintu rumah kakek nenek itu. Sang kakek membuka pintu, dan melihat seorang gadis cantik berdiri di depan pintu. Gadis itu berkata, "Saya tersesat dan kedinginan karena badai salju. Kakek, izinkan saya menginap satu malam di sini...bolehkah?" Sang kakek dengan simpati berkata, "Wah! Kasiha sekali...Mari, mari masuk dan istirahat, Nona."

Sejak saat itu, si gadis itu tinggal bersama kakek dan nenek di rumahn kecilnya. Lalu, pada suatu hari, gadis itu berkata, "Kakek dan nenek, izinkanlah saya menenun kain. Tetapi jangan sekali-kali melihat saya selama saya mengerjakan itu, ya." "Tong tong kalali, tong kalali, tong tong kalali, tong kalali" Sedari pagi hingga larut malam, gadis itu menutup pintu kamar dan terus menenun kain.


Setelah berselang beberapa hari, gadis itu keluar dari kamarnya dan membawa sebuah kain tenunan yang sangat cantik. "Kakek, jualah kain ini di kota. Saya yakin kakek pasti mendapatkan banyak uang. ", kata si gadis kepada kakek itu. Sang kakek langsung membawa kain itu ke kota, dan benar saja! Kain itu terjual dengan harga yang sangat mahal. Kedua kakek dan nenek sangat bergembira, dan meminta agar gadis tersebut menenun lagi. Beberapa hari berselang lagi, gadis itu keluar dari kamar dengan wajah lesu, sambil berkata kepada kedua kakek dan nenek itu, " Ini yang terakhir ya.."

Walaupun si gadis berkata demikian, kedua kakek dan nenek itu terus-menerus meminta kepadanya agar menenunkan mereka kain lagi. "Sungguh, inilah yang terakhir kali, ya.." kata gadis sekali lagi. "Tong tong kalali, tong kalali, tong tong kalali, tong kalali", demikian bunyi tenunan sang gadis. Sambil mendengarkan bunyi tenunan itu, kakek dan nenek mulai berpikir begini, "Bagaimana caranya dia dapat menenun kain seindah itu? Coba kita intip saja.." Mereka seolah lupa akan perkataan sang gadis itu dahulu, lalu mengintip ke dalam kamarnya.

Mereka sangat terkejut! Di dalam kamar tersebut, seekor burung bangau menenun kain sambil mencabut bulu dirinya sendiri. Kakek dan nenek itu menutup pintu lagi karena kaget. Pada hari berikutnya, sang gadis keluar dari kamarnya dengan membawa sebuah kain lagi dan berkata kepada kakek dan nenek, " Kakek dan nenek yang tersayang, saya pernah melarang dengan keras supaya tidak boleh melihat saya ketika saya sedang menenun, tetapi kalian telah melihat saya yang sebenarnya, bukan? Saya adalah seekor burung bangau yang pernah kakek tolong. Mulai sekarang saya sudah tidak bisa hidup bersama kalian lagi, karena kalian sudah tahu bahwa sebenarnya saya adalah seekor burung bangau. Saya doakan selalu semoga kakek dan nenek sehat.. "

Setelah sang gadis itu berkata demikian, tubuhnya lalu berubah menjadi seekor burung bangau yang kelihatan sangat jelek, karena bulu-bulunya yang indah telah tercabut untuk menenun kain yang indah. Kemudian burung bangau itu mencicik "Keeeng!" lalu terbang pergi.

Hikmah dari Balas Budi Burung Bangau:
Ketulusan hati dari sang bangau untuk membalas budi kepada sang kakek bahkan ia rela mengorbankan dirinya demi kebahagiaan sang kakek. Semoga ketulusan dari sang bangau menular kepada kita untuk tetap bersikap tulus terutama kepada orang-orang yang telah membantu kita.

Diceritakan ulang oleh daisuki-niwa-chan
Sumber : http://www.e-hon.jp

1 comments:

Anonymous said...

sedihnya... T_T
coba ada gadis cantik itu ngetok2 pintu rumah saya, pastinya saya biarin aja, nggak disuruh ngapa2in. Biar dia tinggal selamanya di rumah saya. Lumayan kan punya temen serumah yg cantik. :)